Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Dan Tips Manajemen Kas Dan Surat Berharga

Manajemen kas makin dirasakan penting terutama karena tingkat suku bunga investasi jangka pendek yang relatif tingg telah menaikkan biaya peluang (opportunity cost) dari kas yang ditahan oleh perusahaan. Bahkan dengan suku bunga yang lebih rendah, manajemen kas akan tetap penting dengan adanya pasar yang aktif untuk pengambilalihan. Oleh karena itu para manajer keuangan selama ini telah mengembangkan dan mengurangi biaya bunga atas sumber dana luar perusahaan. Yang berkaitan erat dengan fungsi manajemen kas adalah manajemen surat berharga, portofolio dari aktiva yang sangat cair dan mendukung perkiraan atau rekening kas.

Manajemen Kas dan Surat Berharga

Ada beberapa permasalahan yang muncul dalam manajemen likuiditas perusahaan. Masalah pertama adalah bagaimana mengembalikan sistem yang efisien untuk manajemen arus kas masuk dan marus kas keluar. Pemasukan dan pengeluaran kas yang efisien telah menjadi bidang pokok pada manajemen keuangan.
Pengertian Dan Tips Manajemen Kas Dan Surat Berharga 

Mengapa Perlu Menahan Kas dan Surat Berharga?

Ada 4 motif yang mendasari perusahaan dan perorangan untuk memiliki kas dan surat berharga, yaitu :
1.      Motif Transaksi

Motif utama menahan kas adalah agar perusahaan mampu menjalankan usahanya sehari-hari, yaitu membeli dan menjual. Pada bidang usaha tertentu dimana saat pemasukan tagihan bias diramalkan (seperti PLN dan PDAM), arus kas masuk bisa dijadwalkan dan diselaraskan dengan kebutuhan arus kas keluar.

2.      Motif Berjaga-jaga

Motif berjaga-jaga (precautionary) untuk menahan kas terutama berkaitan dengan bisa tidaknya arus kas masuk dan keluar diperkirakan. Makin mudah estimasi arus kas, makin sedikit jumlah kas yang ditahan untuk menghadapi keadaan yang tak terduga.

3.      Kebutuhan Masa Depan

Saldo kas dan surat berharga perusahaan suatu saat bisa melonjak tinggi karena dana dikumpulkan untuk memenuhi kebutuhan tertentu di masa yang akan datang.

4.      Kebutuhan Saldo Kompensasi

Sistem perbankan memberikan banyak sekali jenis pelayanan pada dunia usaha. Perusahaan membayar jasa pelayanan ini sebagian dengan cara membayar langsung, dan terkadang sebagian lagi dengan mempertahankan sejumlah dana minimum di bank yang disebut saldo kompensasi. Saldo kompensasi ini berupa sejumlah saldo minimum yang diputuskan untuk tetap berada di bank dalam rekening gironya, dan untuk itu perusahaan tidak perlu membayar jasa pelayanan tertentu kepada bank.

Manfaat Pokok dari Jumlah Kas yang Memadai

Di samping motif-motif umum diatas, manajemen modal kerja yang sehat memerlukan pengelolaan jumlah kas yang cukup untuk kepentingan-kepentingan tertentu.

1.      Perusahaan perlu memiliki jumlah kas agar bisa memanfaatkan potongan harga dalam pembelian barang. Jadwal pembayaran untuk pembelian sering disebut syarat penjualan (term of sale). Prosedur penagihan yang banyak digunakan, atau disebut syarat perdagangan (term of trade), adalah potongan sebesar 2% akan dikenakan pada tagihan yang dilunasi dalam jangka waktu 10 hari, dan tanpa potongan bisa dilunasi dalam jangka waktu 30 hari. Syarat ini biasanya ditulis 2/10, net 30.
Biaya =
% potongan
x
365
(100 - % potongan)
(hari jatuh tempo - periode potongan)

2.      Karena dalam analisis kredit, rasio lancar (current ratio) dan rasio cair (acid ratio) merupaka tolok ukur yang pokok, perusahaan perlu mencapai standar rasio yang berlaku dalam jenis industrinya. Hal ini penting dalam rangka mempertahankan tingkat kelayakan kredit atau kepercayaan dari pihak kreditor.

3.      Jumlah kas yang memadai akan sangat berguna bagi perusahaan untuk mengambil peluang bisnis yang muncul setiap waktu, seperti tawaran kas khusus oleh pemasok atau akuisisi.

4.      Perusahaan harus memiliki tingkat likuiditas yang cukup untuk menanggulangi keadaan darurat, seperti pemogokan, kebakaran, atau “serangan” dari pesaing melalui program kampanye pemasaran mereka.

Waktu Mengambang

Apabila seorang pelanggan mengirim selembar cek melalui pos, beberapa berlalu sebelum cek tersebut diterima oleh penjual. Waktu tenggang ini disebut waktu mengambang pos (mail-time float). Begitu perusahaan menerima cek, mulailah waktu pemrosesan untuk mengkredit rekening pelanggan dan memasukkan (mengkliring) cek tersebut ke dalam sistem perbankan. Waktu yang diperlukan untuk ini dinamakan waktu mengambang proses (processing float). Jenis ketiga adalah waktu mengambang transit (transit float), yaitu waktu yang dibutuhkan untuk kliring dalam sistem perbankan. Bank, tempat rekening penjual berada, akan bekerjasama dengan bank sentral atau lembaga kliring untuk menguangkan cek tadi. Mekanisme ini telah menjadwalkan waktu yang tersedia untuk cek-cek yang masuk dalam sistem perbankan. Waktu yang diperlukan oleh sistem ini untuk meneruskan informasi yang perlu dalam kliring bisa lebih panjang atau lebih pendek daripada waktu yang tersedia. Jadi, waktu yang tersedia bisa saja disebut waktu kliring.

Sekarang ini telah banyak kemajuan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan meupun kalangan perbankan dalam rangka menangani proses kliring secara efisien. Ada 3 keputusan pokok yang diperlukan untuk peyempurnaan sistem mobilisasi kas yang efisien. 3 keputusan ini berkaitan dengan (1) pengihan, (2) sistem pengumpulan di Bank, dan (3) metode-metode alternatif dalam mentransfer uang.

Sistem Pengumpulan Kas

Bank pengumpul lokal merupakan tempat pengumpulan tagihan-tagihan di setiap daerah penjualan. Bank ini tidak perlu dibatasi pada kota-kota dimana perusahaan memiliki kantor-kantor penjualan. Bank pengumpul regional digunakan perusahaan untuk menyalurkan dana bagi pengeluaran-pengeluaran perusahaan. Biasanya perusahaan memiliki rekening untuk sebagian besar pada Bank ini.

Mekanisme Transfer

Yang dimaksud dengan mekanisme transfer  adalah sistem pemindahan dana antar rekening pada bank. Ada 3 mekanisme transfer yang pokok, yaitu :
1.      Cek Transfer Deposito (Depository Transfer Checks / DTC).
2.      Cek Transfer Deposito Elektronis (Electronic Depository Transfer Checks / EDTC).
3.      Transfer per kawat (wire transfer).

Cek transfer deposito (DTC) merupakan cek yang dibatasi hanya untuk deposito ke Bank tertentu. DTC adalah cek biasa, kecuali jika ada batasan hanya untuk setoran saja. DTC ini merupakan suatu cara memindahkan dana dari Bank-bank deposito lokal ke Bank-bank pengumpul. DTC ini bisa dibayarkan hanya pada Bank deposito untuk dikreditkan pada rekening khusus perusahaan. Dalam prosedur pengiriman per pos, kantor di daerah membuat DTC dan mengirimkan ke Bank pengumpul regional dengan disertai nota deposito (deposit slip). Bank pengumpul regional ini sering disebut “bank kotak pos”, yang berikutnya akan mentransfer dana ke Bank pusat bersama dengan cek-cek lain yang diterima melalui kotak pos. Bank pengumpul akan mengkredit dana tersebut pada rekening perusahaan, sambil memasukkan cek ke dalam proses kliring. Proses ini berlangsung otomatis, dalam arti manajer keuangan perusahaan tidak perlu setiap kali memintanya. Walaupun demikian tersedianya dana masih dibatasi oleh waktu yang diperlukan untuk pos dan kliring. Gagasan DTC bisa juga muncul dari manajemen pada kantor pusat perusahaan berdasarkan laporan-laporan deposito dari kantor-kantor di daerah dan atau Bank-bank kotak pos, atau berdasarkan jadwal yang telah diatur sebelumnya.

Cek transfer deposito elektronis (EDTC) merupakan sistem transfer gambar elektronik tanpa selebar kertas. Di Amerika, sistem ini dikembangkan oleh Bank Sentral melalui jaringan Badan Kliring Otomatis. EDTC ini menghindari penggunaan pos dan menggunakan waktu kliring sehari kerja yang seragam, dan biasanya gagasan muncul dari manajemen pada kantor pusat perusahaan.
Transfer per kawat (wire transfer) yang dilakukan antar Bank memungkinkan dana yang terkumpul di satu Bank bisa segera digunakan pada Bank lainnya, bahkan dalam menghindari waktu mengambang karena transit.
Perbandingan Biaya-biaya pada Bermacam-macam Sistem Transfer

Pembandingan biaya secara konvensional sekarang ini dilakukan dengan teknik pemrograman yang baru dan lebih canggih. Rumus konvensional yang mencari titik impas dari besarnya uang yang ditransfer adalah sebagai berikut :
S* = ΔCOST / rΔT
dimana :
S*           = Titik impas dari besarnya uang yang ditransfer, yang selebihnya pilihan jatuh pada mekanisme yang lebih cepat dan lebih mahal.
ΔCOST   = Biaya tambahan dari mekanisme yang lebih cepat.
r              = Tingkat suku bunga harian.
ΔT           = Selisih waktu transfer (hari)

Ada beberapa pertimbangan yang harus diperhitungkan dalam menilai biaya maupun manfaat dari berbagai alternatif sistem transfer. Manfaat suatu sistem tertentu dibanding dengan sistem yang lain mungkin saja relatif kecil bila dikaitkan dengan biaya yang timbul karena mengganggu hubungan yang sudah ada. Trade off (untung rugi) yang berbeda-beda ini ditambah dengan jasa yang diperoleh dari sebagian dana yang ditahan dalam Bank berupa saldo kompensasi, akan memungkinkan penggunaan berbagai mekanisme transfer dalam situasi yang berbeda-beda. Walaupun model-model pengambilan keputusan yang sistematis terus berkembang, namun pertimbangan yang muncul dari manajer keuangan tetap memegang peran penting.

Mengelola Pengeluaran

Mempercepat proses pengumpulan piutang dagang akan meningkatkan posisi kas. Begitu juga halnya dengan memperlambat pembayaran atau pengeluaran., karena ini berarti menahan kas dalam jangka waktu yang lebih lama. Cara yang mudah adalah dengan menunda pembayaran, tetapi ini jelas bisa mengakibatkan kesulitan. Di masa lalu, perusahaan-perusahaan telah menemukan metode-metode yang agak cemerlang yang memperpanjang masa pengumpulan cek mereka sendiri. Metode ini bervariasi dari menggunakan rekening pengeluaran dari Bank-bank yang jauh letaknya, sampai memanfaatkan prosedur pembayaran yang lamban. Tetapi karena praktek-praktek semacam ini biasanya segera dikenali, penggunaannya sangat terbatas.
Salah satu rosedur menunda pengeluaran adalah dengan menggunakan surat wesel (draft). Kalau cek bisa diuangkan dan dibayarkan pada siapa pun yang memegangnya, surat wesel secara teoritis hanya bisa dibayarkan pada pihak yang berhak saja. Wesel ini diajukan pada pembayaran untuk ditandatangani dan kemudian dana disediakan untuk penerima. Baru sesudahnya uang berpindah tangan.

Memanfaatkan Waktu Mengambang

Cek yang dikeluarkan oleh perusahaan belum dikurangkan dari pembukuan bank, sampai cek itu benar-benar diterima oleh bank. Dan ini bisa berjalan beberapa hari. Beda waktu antara saat penulisan cek dengan saat bank menerimanya juga dikenal dengan waktu mengambang (float).

Analisis Beban Bank

Di samping mengurangi waktu yang sebenarnya dibutuhkan untuk mengkliring suatu cek, bank terus berupaya mempertemukan biaya dan pendapatan atas setiap rekening. Salah satu akibat dari penyesuaian ini adalah pengurangan keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatan waktu mengambang.

Biaya Manajemen Kas

Kita telah membahas sejumlah prosedur yang dapat dimanfaatkan untuk menekan jumlah saldo kas. Akan tetapi pelaksanaan prosedur-prosedur ini pun bukannya tidak membutuhkan biaya. Sampai seberapa jauh perusahaan harus mengelola kas dengan lebih efisien. Sebagai pedoman umum saja, perusahaan bisa menanggung biaya-biaya ini sepanjang pendapatan merginalnya melebihi biaya marginal.

Pembayaran Elektronik

Pembayaran elektronik adalah suatu sistem transfer kawat yang dioperasikan oleh Federal Reserve System. Sistem ini tersedia untuk mentransfer uang untuk penyelesaian satu hari selama bertahun-tahun, tetapi biaya yang tinggi terbatas penggunaannya hanya untuk jumlah dollar yang besar. Sartoris dan Hill (1989) mencatat bahwa dalam 1986 transaksi kawat hanya 0,11% dari jumlah transaksi, tetapi 78,5% dari jumlah dollar.

Pertukaran Data Elektronik

Sartorin dan Hill (1989) mencatat bahwa infrastruktur untuk EDI telah berkembang dengan pesat. Ada 4 elemen yang terlibat : (1) standar pemformatan, (2) perangkat lunak yang diperlukan, (3) kerangka komunikasi, dan (4) perangkat keras komputer yang relatif berbiaya rendah. Persyaratan kunci untuk EDI adalah pengembangan format data yang diterima secara luas dan standar komunikasi.
Surat Berharga sebagai :

1.      Pengganti Kas
Sebagian perusahaan menyimpan portofolio surat-surat berharga sebagai pengganti saldo kas yang berlebihan, dan kemudian mencairkan sebagian portofolio untuk menambah kas pada saat arus kas keluar melebihi arus kas masuk.
2.      Investasi Sementara
Selain penggunaan surat berharga sebagai penyangga untuk menghadapi kekurangan kas, perusahaan-perusahaan juga memanfaatkannya secara sementara.

Kriteria Pemilihan Surat Berharga

1.      Resiko Keuangan
Makin besar fluktuasi harga dan hasil bunga suatu surat berharga, makin besar resiko keuangannya. Perubahan harga surat berharga (baik dalam besarnya maupun frekuensinya) sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Makin besar fluktuasinya, makin tinggi juga resiko kerugian yang diderita.

2.      Resiko Suku Bunga
Perubahan yang terjadi pada tingkat bunga akan membuat nilai surat berharga berfluktuasi. Hal ini berlaku terutama pada surat-surat berharga seperti wesel atau obligasi yang mengandung tingkat bunga tetap. Pada umumnya, makin pendek waktu jatuh tempo surat hutang, makin kecil fluktuasi harganya.

3.      Resiko Daya Beli
Perubahan harga-harga umum akan berpengaruh pada daya beli hutang pokok maupun hasil bunga investasi dalam surat berharga. Total pengembalian yang diperoleh dari surat berharga akan diukur dengan keuntungan atau kerugian modal, ditambah hasil bunganya.

4.      Resiko Likuiditas
Kemungkinan turunnya  harga pasar surat berharga, bila surat tersebut dijual, merupakan resiko kemudahan pencairan atau dijual kembali yang terkandung pada surat berharga tersebut.

5.      Beban Pajak
Pengenaan pajak atas portofolio surat berharga yang dimiliki perusahaan sangat dipengaruhi oleh posisi keseluruhan perusahaan terhadap pengenaan pajak. Perusahaan yang beberapa tahun sebelumnya mengalami kerugian dan kerugian ini bisa terus terbawa dalam penentuan pajak, bisa menghindar dari pengenaan pajak.

6.      Hasil Pengembalian dari Surat Berharga
Kaidah umum menyatakan : makin tinggi resiko, makin tinggi keuntungan yang diinginkan. Jadi, dalam penyusunan portofolio surat berharga perusahaan, untung rugi antara resiko dan hasil haruslah dipertimbangkan. Karena yang merupakan motif untuk memiliki surat berharga adalah pengamanan terhadap arus kas yang masuk dan arus kas yang keluar yang tak pasti dan berfluktuasi.

Harga Surat Berharga yang Dijual dengan Dasar Potongan
Sejumlah surat berharga dijual atas dasar potongan. Kaitan antara potongan dengan harga akan digambarkan dengan contoh U.S. Treasury Bills yang jatuh tempo kuran dari 1 tahun. Perhitungan ini didasarkan pada jumlah hari sampai jatuh tempo yang sesungguhnya, yaitu 360 hari dalam 1 tahun. Persamaan berikut ini digunakan untuk menghitung dasar potongan dan harganya dalam dollar.

D-
M
B,
360
P = $100 – D
dengan catatan :
D = potongan penuh
M = jumlah hari sampai jatuh tempo
B = dasar potongan yang dinyatakan dalam presentase
P = harga dalam Dollar

Dampak Inflasi

Inflasi mengurangi nilai uang. Dan ini menyebabkan proses penanaman berupa kas yang dilakukan dengan cermat menjadi hal yang hakiki bagi kesehatan perusahaan. Penningkatan sistem manajemen kas akan mengurangi kas yang menganggur, akan tetapi begitu jumlahnya ditetapkan, ia bisa berfungsi sebagai perisai untuk menhalangi laju inflasi hanya bila ditanamkan dalam bentuk yang memadai. Selama periode uang ketat tidak ada perusahaan yang bisa merahasiakan kebutuhannya akan pinjaman bank untuk menutupi kekurangan dananya. Maka, seharusnyalah setiap perusahaan memiliki cadangan kas untuk keadaan darurat di masa depan.
Model-model Manajemen Kas

Yang pertama, persediaan dasar harus selalu siap di tangan untuk mengembangkan arus kas masuk dankeluar. Besarnya saham sangat tergantung pada pola arus kas, baik yang bisa maupun yang luar biasa. Kedua, karena berarti tambahan biaya untuk menghindari kerugian karena tidak cukupnya uang tunai untuk menutup kebutuhan. Yang ketiga, tambahan yang lebih banyak mungkin diperlukan untuk pertumbuhan di masa depan, jumlah ini dinamakan persediaan antisipasi. Sehubungan dengan persediaan antisipasi ini ada sejumlah pembelian yang optimum dan disebut jumlah pesanan ekonomis.

Model Miller-Orr

Seperti halnya kebanyakan model persediaan, hasil dari model Miller-Orr ini akan tergantung tidak hanya pada seberapa tepat prakiraan, tetapi juga pada seberapa cermat parameter diperkirakan. Biaya transfer terkadang susah diperkirakan. Dalam penelitian yang dilakukan, biaya pesanan terdiri dari unsur-unsur seperti (a)telepon interlokal 2 atau 4 kali ditambah dengan 15 menit sampai setengah jam waktu yang disita oleh manajer, (b) mengetik dan mengoreksi dengan teliti surat-surat otorisasi rangkap 4, (c) mengantarkan surat asli untuk ditandatangani oleh manajer keuangan, (d)  membawa surat-surat tembusannya ke kantor pembukuan dimana seluruh prosedur pembukuan ditaati.

Merencanakan Saldo Kas Harian

Model perhitungan seperti diatas memberikan petunjuk bahwa perusahaan harus mengubah portofolio surat berharganya menjadi rekening giro atau kas, apabila saldo kas perusahaan mencapai tingkat tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya

Manajemen Kas dalam Perusahaan Internasional

Manajer keuangan dari perseroan multinasional harus memperhatikan bentuk dan luas proteksi terhadap fluktuasi mata uang pada penjualan dan pembelian. Jika perusahaan ini mempunyai surplus kas, manajer keuangan harus membandingkan pengembalian dari investasi pada pasar uang domestik dengan yang diinvestasikan pada pasar internasional. Demikian pula, jika pendanaan jangka pendek perlu dinaikkan, manajer harus membandingkan antara sumber-sumber pendanaan domestik dan luar negeri.

Post a Comment for "Pengertian Dan Tips Manajemen Kas Dan Surat Berharga "